Terapi Keluarga
A.
Pengertian
Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui
permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara
pemecahannya. Terapi keluarga juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses
interaktif yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostatis,
sehingga setiap anggota keluarga dapat merasa nyaman. Terapi keluarga
diperlukan jika terjadi hal yang tidak seimbang dalam keluarga, misalnya salah
satu anggota keluarga mengembangkan suatu simtom tertentu yang tidak dapat
ditoleransikan oleh anggota lainnya. Selain itu, terapi keluarga juga merupakan
pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan,
khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal.
B.
Cara Melakukan
Terapi Keluarga
Dalam terapi keluarga ada beberapa proses yang harus
dijalankan. Ada empat langkah dalam proses terapi keluarga, proses tersebut
yaitu:
1.
Mengikutsertakan
keluarga
Melibatkan
keluarga dalam terapi dengan melakukan pertemuan di rumah sehingga terapis
mendapat informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat merancang
strategi yang cocok untuk membantu pemecahan problem keluarga.
2.
Menilai masalah
Penilaian
terhadap masalah mencakup pemahaman tentang kebutuhan, harapan, kekuatan
keluarga dan riwayatnya.
3.
Strategi-strategi
khusus
Terapis
merancang strategi-strategi khusus untuk pemberian bantuan dengan menentukan
macam intervensi yang sesuai dengan tujuan.
4.
Follow-up
Terapis
memberi kesempatan pada keluarga untuk tetap berhubungan dengan terapis secara
periodik untuk melihat perkembangan keluarga dan memberikan dukungan.
C.
Manfaat Terapi
Keluarga
Manfaat terapi keluarga dibagi menjadi dua, yaitu
manfaat bagi klien dan manfaat bagi keluarga.
1.
Manfaat untuk
klien
a)
Mempercepat proses
kesembuhan melalui dinamika kelompok
b)
Memperbaiki hubungan
interpersonal klien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses
sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasi
c)
Menurunkan angka
kekambuhan
2.
Manfaat untuk
keluarga
a)
Memperbaiki fungsi
dan struktur keluarga
b)
Keluarga mampu
meningkatkan pengertian terhadap klien
c)
Keluarga mampu
membantu proses rehabilitasi
D.
Kasus-Kasus yang
diselesaikan dalam Terapi Keluarga
Beberapa kasus yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan terapi keluarga, yaitu:
1.
Anggota keluarga
yang mengalami skizofrenia
2.
Anggota keluarga
yang mengalami depresi
3.
Anggota keluarga
yang mengalami ADHD
4.
Anggota keluarga
yang mengalami psikosis
5.
Anggota keluarga
yang mengalami gangguan mental lainnya
E.
Contoh yang
Menggambarkan Terapi Keluarga
Klien merupakan anak pertama dari dua bersaudara,
adik klien seorang perempuan yang merupakan saudara tiri klien. Sejak klien
berusia 5 tahun, ibu dan ayah kandung klien memutuskan untuk bercerai. Ibu klien
memutuskan untuk menikah lagi dan saat klien berusia 10 tahun, klien mendapat
seorang adik dari hasil pernikahan ibu dan ayah tirinya. Dengan kehadiran adik
tirinya, ibu dan ayah tiri cenderung membiarkan klien karena beranggapan klien
telah dewasa dan dapat mengurus kebutuhan sendiri. Kemudian ayah tiri klien
memutuskan untuk bercerai dengan ibu klien dan menikah dengan wanita lain. Ketika
klien berusia 16 tahun, ibu klien mulai sakit-sakitan dan meminta klien untuk
mencari pekerjaan agar bisa membiayai kebutuhan keluarga. Klien sering diejek
teman-temannya bahwa klien adalah seorang anak yang miskin dan tidak memiliki
uang. Klien merasa kecewa dan sakit hati tetapi lebih memilih untuk menyimpan
perasaannya tanpa memberitahu keluarganya, sejak itu klien cenderung mengurung
diri di kamar, marah-marah pada ibunya, mudah tersinggung dan mengancam akan
membunuh ibunya. Selain itu, klien juga sering mendengar suara-suara yang
mengatakan “jelek, goblok, miskin”. Suara-suara itu sangat mengganggu dan klien
merasa heran karena suara tersebut tidak memiliki wujud seperti manusia. Hal ini
membuat klien marah dan mencari sumber suara tersebut. Selain itu klien juga
sering mendengar suara tersebut akan mencelakai dirinya, kejadian itu menambah
kekhawatiran dan kegelisahan klien. Akhirnya pada tahun 2006 klien dimasukkan
ke Rumah Sakit Jiwa karena klien mengancam ibunya dengan menggunakan senjata
tajam dan merusak alat-alat rumah tangga.
Intervensi yang
digunakan dalam terapi ini ada 2 macam, yaitu terapi suportif dan psikoedukasi
kepada keluarga. Psikoedukasi kepada keluarga bertujuan untuk memberikan
informasi dan pemahaman mengenai permasalahan yang dialami klien kepada pihak
keluarga dan meminta keluarga agar selalu memberikan dukungan dan pendampingan
kepada klien. Salah satu sesi yang dijalani dalam terapi keluarga ini adalah
sesi dimana klien berkunjung ke rumah klien, terapis akan menjelaskan kepada
keluarga tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan klien kambuh sehingga
keluarga bisa waspada serta diagnosis dan pengobatannya.
Sumber buku:
Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental
3. Yogyakarta: Kanisius
Sumber jurnal:
Pilpala, T. K. S. (2013). Terapi Supportif
dan Psikoedukasi untuk Meningkatkan Pemahaman Diri Pada Penderita Skizofrenia
Paranoid.
Almasitoh, U. H. (2012). Model
Terapi dalam Keluarga.
Hasnida. (2002). Family Counseling.
Sumber lainnya:
https://prezi.com/oye_neerolfg/terapi-keluarga/