Thursday, May 7, 2015

Berbagai Bentuk Psikoterapi (Tugas 2)

Terapi Keluarga

A.   Pengertian Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahannya. Terapi keluarga juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses interaktif yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostatis, sehingga setiap anggota keluarga dapat merasa nyaman. Terapi keluarga diperlukan jika terjadi hal yang tidak seimbang dalam keluarga, misalnya salah satu anggota keluarga mengembangkan suatu simtom tertentu yang tidak dapat ditoleransikan oleh anggota lainnya. Selain itu, terapi keluarga juga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan, khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal.

B.   Cara Melakukan Terapi Keluarga
Dalam terapi keluarga ada beberapa proses yang harus dijalankan. Ada empat langkah dalam proses terapi keluarga, proses tersebut yaitu:
1.      Mengikutsertakan keluarga
Melibatkan keluarga dalam terapi dengan melakukan pertemuan di rumah sehingga terapis mendapat informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat merancang strategi yang cocok untuk membantu pemecahan problem keluarga.
2.      Menilai masalah
Penilaian terhadap masalah mencakup pemahaman tentang kebutuhan, harapan, kekuatan keluarga dan riwayatnya.
3.      Strategi-strategi khusus
Terapis merancang strategi-strategi khusus untuk pemberian bantuan dengan menentukan macam intervensi yang sesuai dengan tujuan.
4.      Follow-up
Terapis memberi kesempatan pada keluarga untuk tetap berhubungan dengan terapis secara periodik untuk melihat perkembangan keluarga dan memberikan dukungan.

C.   Manfaat Terapi Keluarga
Manfaat terapi keluarga dibagi menjadi dua, yaitu manfaat bagi klien dan manfaat bagi keluarga.
1.      Manfaat untuk klien
a)      Mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok
b)      Memperbaiki hubungan interpersonal klien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasi
c)      Menurunkan angka kekambuhan
2.      Manfaat untuk keluarga
a)      Memperbaiki fungsi dan struktur keluarga
b)      Keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap klien
c)      Keluarga mampu membantu proses rehabilitasi

D.   Kasus-Kasus yang diselesaikan dalam Terapi Keluarga
Beberapa kasus yang dapat diselesaikan dengan menggunakan terapi keluarga, yaitu:
1.      Anggota keluarga yang mengalami skizofrenia
2.      Anggota keluarga yang mengalami depresi
3.      Anggota keluarga yang mengalami ADHD
4.      Anggota keluarga yang mengalami psikosis
5.      Anggota keluarga yang mengalami gangguan mental lainnya

E.    Contoh yang Menggambarkan Terapi Keluarga
Klien merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adik klien seorang perempuan yang merupakan saudara tiri klien. Sejak klien berusia 5 tahun, ibu dan ayah kandung klien memutuskan untuk bercerai. Ibu klien memutuskan untuk menikah lagi dan saat klien berusia 10 tahun, klien mendapat seorang adik dari hasil pernikahan ibu dan ayah tirinya. Dengan kehadiran adik tirinya, ibu dan ayah tiri cenderung membiarkan klien karena beranggapan klien telah dewasa dan dapat mengurus kebutuhan sendiri. Kemudian ayah tiri klien memutuskan untuk bercerai dengan ibu klien dan menikah dengan wanita lain. Ketika klien berusia 16 tahun, ibu klien mulai sakit-sakitan dan meminta klien untuk mencari pekerjaan agar bisa membiayai kebutuhan keluarga. Klien sering diejek teman-temannya bahwa klien adalah seorang anak yang miskin dan tidak memiliki uang. Klien merasa kecewa dan sakit hati tetapi lebih memilih untuk menyimpan perasaannya tanpa memberitahu keluarganya, sejak itu klien cenderung mengurung diri di kamar, marah-marah pada ibunya, mudah tersinggung dan mengancam akan membunuh ibunya. Selain itu, klien juga sering mendengar suara-suara yang mengatakan “jelek, goblok, miskin”. Suara-suara itu sangat mengganggu dan klien merasa heran karena suara tersebut tidak memiliki wujud seperti manusia. Hal ini membuat klien marah dan mencari sumber suara tersebut. Selain itu klien juga sering mendengar suara tersebut akan mencelakai dirinya, kejadian itu menambah kekhawatiran dan kegelisahan klien. Akhirnya pada tahun 2006 klien dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa karena klien mengancam ibunya dengan menggunakan senjata tajam dan merusak alat-alat rumah tangga.
Intervensi yang digunakan dalam terapi ini ada 2 macam, yaitu terapi suportif dan psikoedukasi kepada keluarga. Psikoedukasi kepada keluarga bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman mengenai permasalahan yang dialami klien kepada pihak keluarga dan meminta keluarga agar selalu memberikan dukungan dan pendampingan kepada klien. Salah satu sesi yang dijalani dalam terapi keluarga ini adalah sesi dimana klien berkunjung ke rumah klien, terapis akan menjelaskan kepada keluarga tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan klien kambuh sehingga keluarga bisa waspada serta diagnosis dan pengobatannya.

Sumber buku:
Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius

Sumber jurnal:
Pilpala, T. K. S. (2013). Terapi Supportif dan Psikoedukasi untuk Meningkatkan Pemahaman Diri Pada Penderita Skizofrenia Paranoid.
Almasitoh, U. H. (2012). Model Terapi dalam Keluarga.
Hasnida. (2002). Family Counseling.

Sumber lainnya:
https://prezi.com/oye_neerolfg/terapi-keluarga/

0 comments:

Post a Comment